Langsung ke konten utama

Unggulan

Sang Pecinta Sastra yang Menghidupkan Sastra di Sebuah Desa Kecil

Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Pada dasarnya, karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena karya sastra dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup, walaupun dilukiskan dalam bentuk fiksi. Sastra, bukan monopoli orang kota. Bukan pula dominasi seniman kesohor. Masyarakat desa yang sepi akses informasi, juga bisa dan berhak berbicara sastra. Itulah semangat pendirian Komunitas Lereng Medini (KLM), sebuah komunitas yang memberikan ruang bagi pelajar desa, belajar sastra dan budaya di Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah. Tentang Komunitas Lereng Medini Komunitas Lereng Medini (KLM) adalah sebuah komunitas yang memberikan ruang bagi pelajar desa, belajar sastra dan budaya di Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah yang didirikan oleh Heri Chandra Santosa bersama rekannya Sigit Susanto.   Komunitas KLM selalu melakukan kegiatan setiap bulannya yaitu dengan bedah karya sastra atau pembacaan musikalisasi pu

Menghakimi tanpa Menanyai

"kok anaknya kurus?ngga pernah dikasih makan ya?"

"kok aktif banget sih?nggabisa diam"

"ibunya aja bodoh, pasti anaknya bodoh"

"pintar ya, pantes aja orang ibunya juga pintar"


Sering tidak moms dengar komentar-komentar semacam ini?. Panas ngga sih hati dan telinga?hehhe. Jujur, kalau saya tidak suka kalau oranglain sudah berkomentar kepada saya dan anak saya dengan komentar semacam di atas. Iyaa, saya sebal, terus kenapa?. 

Tapi, kita tidak mungkin ya, lantas menyuruh yang berkomentar untuk diam saja, tidak usah seperti itu lagi. NO moms, salah satu cara adalah kita berpura-pura tidak mendengar, atau seperti biasanya, senyumin aja. Iya lhoh, senyum kan dapat pahala. Ditambah kita tidak perlu buang-buang tenaga menanggapi hal yang menyakitkan hati. Pendam aja udah kata-kata yang pengennya diucapkan untuk menjawab mereka. Kalau merasa terdholimi ya udah, buat berdoa aja. "Ya Tuhan, skincareku habis, semoga dapat rejeki biar bisa beli". Sesimple itu moms, hihihi. Belajar buat jadi orang yang "sok penting" dan buat diri kita merasa kalau diri ini terlalu sibuk untuk menanggapi komentar yang tidak perlu seperti itu. Kuncinya ya menganggap komentar yang menyakitkan hati itu adalah komentar yang tidak penting. Sok artis aja moms. Kecuali sudah membahayakan psikis baru komentarin balik. 

Saya dulu awalnya suka nangis kalau "diserang" sama komentar semacam itu. Tapi, lama-lama mikir, buat apa coba nangis? buang-buang tenaga dan airmata buat hal yang tidak penting. Jadi kayak yang udah kebal sendiri, dan lama-lama cuek aja, saya anggap angin lalu saja. Kalau yang kenal saya ya sudah paham. Kalau saya diamkan no comment, itu berarti tidak penting untuk ditanggapi. Dan saya tidak pernah juga lantas memikirkan apakah respon sikap saya ini menyakitkan mereka. Mereka ngomong saja tidak pakai mikir, hehhee.

Pokoknya, untuk jadi ibu yang bahagia ya harus bisa jadi orang yang malas. Iya, malas untuk menanggapi hal yang tidak penting. Dan jangan sedikit-sedikit kepo. Jadi, sekalinya tahu tidak menyakitkan hati dan diri sendiri kalau ha tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. 

Jangan lupa, anak tumbuh bahagia bersama ibu yang bahagia. 


~peluk virtual~

Komentar

  1. Mungkin Krn aku dasarnya cuek banget, jadi ga pernah mau nanggepin komen sampah begitu mba. Tinggal block aja kalo memang ada di kontak dan medsos kita. Tapi kalo tetangga, anggab aja kayak hantu, ga kliatan 🤣🤣. Dan tunjukin lagi kalo kita lebih baik dari dia. 😁

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer