Sang Pecinta Sastra yang Menghidupkan Sastra di Sebuah Desa Kecil
Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Pada dasarnya, karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena karya sastra dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup, walaupun dilukiskan dalam bentuk fiksi.
Sastra, bukan monopoli orang kota. Bukan pula dominasi seniman kesohor. Masyarakat desa yang sepi akses informasi, juga bisa dan berhak berbicara sastra. Itulah semangat pendirian Komunitas Lereng Medini (KLM), sebuah komunitas yang memberikan ruang bagi pelajar desa, belajar sastra dan budaya di Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah.
Tentang Komunitas Lereng Medini
Komunitas Lereng Medini (KLM) adalah sebuah komunitas yang memberikan ruang bagi pelajar desa, belajar sastra dan budaya di Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah yang didirikan oleh Heri Chandra Santosa bersama rekannya Sigit Susanto. Komunitas KLM selalu melakukan kegiatan setiap bulannya yaitu dengan bedah karya sastra atau pembacaan musikalisasi puisi dan pentas teater.
Kegiatan yang lainnya yang diadakan oleh KLM adalah Hajatan Bahasa dan Sastra dalam rangka memperingati bulan bahasa tiap Oktober tiap setahun sekali. Kegiatan ini berupa apresiasi seni, workshop penulisan kreatif dan lomba karya tulis sastra dan budaya. Pesertanya pelajar SD-SMA. Ada juga Parade Obrolan Sastra dengan menghadirkan pegiat-pegiat sastra, baik lokal maupun nasional. Kadang, obrolan sastra dilakukan secara online dengan menggandeng salah satu pemilik Warnet di Boja. Ada juga pelatihan jurnalistik saat Ramadan.
Mengenal Heri Chandra Santosa pendiri KLM
Heri Chandra Santosa adalah penggagas komunitas ini. Dibantu oleh rekannya Sigit Susanto, pemuda kelahiran Kendal, 22 Mei 1982 ini mendirikan Komunitas Lereng Medini pada 2008. Medini adalah nama pegunungan yang melatari kawasan Boja.
Heri Chandra sendiri adalah seorang jurnalis dan alumni Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang. Adapun Sigit adalah pegiat kesusastraan asal Boja yang juga moderator milis “Apresiasi Sastra”, yang kini bermukim di Swiss.
Dalam membangun komunitas ini, didahului dengan membuka perpustakaan gratis 23 “Pondok Maos” pada 2006. Perpustakaan ini memanfaatkan rumah Sigit di Jalan Raya Bebengan 221, Desa Bebengan, Boja. Koleksi bukunya sebagian besar adalah karya sastra, baik sastra Indonesia maupun asing "Sebelum belajar sastra, kita perkenalkan mereka dengan bacaan," kata Heri.
Selain KLM, Heri juga mendirikan perpustakaan gratis "Pondok Buku Ajar" di rumahnya, di Dusun Slamet, Desa Meteseh, Boja. Segmennya adalah siswa SD dan anak putus sekolah. PBA juga berfungsi sebagai ruang kreasi anak. Kegiatannya adalah les Bahasa Inggris gratis, belajar baca puisi dan cerpen, latihan musik dramblek ("drumband" dari kaleng dipadu dengan kendang dan gamelan), teater, serta melestarikan dolanan anak yang mulai musnah. Tiap tahun, kegiatan itu dipentaskan.
Menjelajahi KLM lebih dalam
Dari seluruh kegiatan dari KLM ini, ternyata juag memiliki agenda tahunan yaitu penerbitan buku. Sudah empat buku yang diterbitkan. Yakni "Donat untuk Kusno" (2008) yang berisi kumpulan cerpen dan puisi peserta lomba penulisan cerpen dan puisi siswa dan pemuda. "Kumpulan Catatan Perjalanan Sastra Sepeda di Boja" (2009). Sastra Bersepeda adalah kegiatan yang mengajak masyarakat bersepeda mengunjungi tempat-tempat tertentu. Peserta diharuskan menulis tentang obyek yang dikunjungi. Kumpulan tulisan peserta diterbitkan tanpa melalui proses editing. "Pesan yang kami sampaikan adalah, semua orang bisa membuat karya sastra," kata Heri.
Buku lainnya yaitu Antologi Puisi SMS "Maaf" (2009). Buku ini berisi kumpulan puisi hasil lomba penulisan puisi via SMS yang diselenggarakan KLM. Lomba penulisan puisi via SMS merupakan ide baru yang original. Ide ini diinspirasi makin akrabnya masyarakat dengan telepon seluler. Tahun 2011 diterbitkan buku Antologi Puisi Penyair Boja yang berisi kumpulan puisi penyair Boja.
Kalo bicara sastra, aku jadi inget bulu2 sastra 1920an yang jadj bacaan wajib pas sekolah dulu. Awalnya aku pikir bakal bosenin, tapi ternyata malah sangat menarik. Bukunya marah Rusli, Abdul Muis, merari Siregar, nh dini dll. Aku malah ketagihan baca buku2 mereka ❤️.
BalasHapusBagus juga kegiatan dari komunitas di atas mba. Setidaknya mengajarkan anak2 dan orang di sana utk menyukai membaca dan belajar menulis tentang apa saja 👍.